Ajarkan Adab Sebelum Ilmu

 



Sebagai seorang guru seharusnya kami lebih fokus untuk mengajarkan adab daripada ilmu, terlepas kami adalah guru agama atau bukan. Karena ilmu bisa didapat serta dicari di mana saja dan kapan saja. Sehingga jika dalam satu hari guru tidak bisa mencapai target pelajaran yang diinginkan setidaknya guru sudah mengajarkan adab kepada siswa untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.


Bagaimana dengan tanggungan beban materi yang harus disampaikan? Saat ini siswa bisa mengakses segala informasi dengan mudah bahkan setelah mereka pulang sekolah. Dengan bermodalkan handphone dan internet mereka bisa mendapatkan materi pelajaran yang diinginkan.


Kenapa adab itu penting diajarkan sebelum guru mengajarkan ilmu/materi pembelajaran? Jika kita bisa mengajarkan adab-adab baik kepada siswa maka hal itu akan memudahkan guru saat mengajar di kelas. Apa yang didapat saat siswa menjalankan adab-adab itu di kelas? Tentu saja guru akan ikhlas dalam mengajar dan pada akhirnya guru dan siswa mendapatkan keberkahan dari ilmu yang didapat.



"HADIAH DAN WARISAN YANG TERBAIK BAGI ANAK ADALAH ADAB"


Jika anak memiliki adab yang baik tentu saja akan membawa dampak yang baik baginya. Dia tidak hanya mampu bersikap baik di tengah keluarganya, namun dia akan mampu bersikap baik dan menularkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Kebaikan-kebaikan yang berasal dari adabnya akan bisa menjadi contoh dan teladan yang baik untuk orang-orang di sekitarnya.


Jika kita sebagai orang tua dan sebagai guru mampu mewariskan adab yang baik untuk anak-anak kita, maka alangkah bahagianya anak kita karena mendapat hadiah yang terbaik baginya. Semakin bertambahnya usia anak, bertambah pula hal-hal yang harus dia hadapi dan pelajari, serta bertambahnya tanggung jawab yang harus dia emban. Akan mudah baginya untuk menyambut fenomena-fenomena itu satu per satu jika dia mampu menjaga adab yang sudah ditanamkan sejak kecil.


Bagaimana dengan anak yang sudah terlanjur dewasa dan belum diajarkan adab sama sekali baik oleh orang tua maupun gurunya? Tentu kita sebagai orang dewasa apalagi sebagai orang tua dan gurunya harus mengajarkan adab-adab itu. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan tidak ada kata terlambat untuk bertaubat.


Tentunya sebelum mengajarkan adab kita pun harus berdoa memohon pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita diberikan hidayah untuk bisa belajar dan menerapkan adab yang baik dalam kehidupannya. Tidak ada usaha yang berarti bila tidak disertai doa. Berbaik sangkalah kepada Allah bahwa umat muslim adalah generasi terbaik yang mampu memimpin dunia menjadi tempat yang aman, nyaman, dan sejahtera.


Sebagai seorang guru yang baru mengajar selama 7 tahun, saya sudah bertemu dengan banyak anak yang memiliki karakteristik yang unik. Ada yang memiliki otak yang cerdas dan akhlak yang baik, ada yang memiliki otak yang cerdas dengan akhlak yang buruk, dan ada yang kurang cerdas dengan akhlak yang buruk pula.


Anak yang memiliki otak yang cerdas dan akhlak yang baik jumlahnya sangat sedikit. Anak-anak itu tentu akan membawa kebahagiaan bagi guru yang mengajar. Jangankan gurunya yang hanya dia temui di sekolah, bayangkan betapa bahagia orang tuanya yang ada di rumah. Anak seperti itu akan mendapat banyak pujian dan secara spontan guru-guru akan mendoakan untuk kebaikannya.


Anak yang memiliki otak yang cerdas dengan akhlak yang buruk akan menjadi dilema baik di sekolah maupun di rumah. Saat di kelas, anak itu akan bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan padanya namun dia akan membuat gurunya kesal karena akhlaknya yang tidak baik. Dia akan mengacuhkan gurunya saat menjelaskan materi. Dia akan mengajak temannya untuk membuat keributan saat dia mulai bosan. Pada saat itu terjadi guru akan tersulut amarahnya. Ada guru yang bisa menahan amarahnya, ada yang berusaha menegurnya, ada yang memberi peringatan kepadanya. Satu hal yang pasti, hal itu akan mengusik guru-gurunya dan yang lebih menakutkan lagi akan membuat gurunya tersinggung. Jika sudah seperti itu maka ilmu yang disampaikan oleh guru mungkin tidak akan menjadi berkah.


Sungguh sia-sia bila anak itu mendapatkan ilmu tapi tidak mendapatkan keberkahan dalam hidup. Apa lagi yang menjadi tujuan hidupnya jika ilmu yang dia dapatkan tidak membawa keberkahan? Dia hanya akan mendapatkan kebahagiaan yang fana dan tidak mendapatkan kebahagiaan yang kekal di kehidupan yang akan datang.


Untuk anak yang tidak terlalu cerdas dan memiliki akhlak yang buruk tentu menjadi PR yang besar bagi para guru dan orang tua. Hal yang harus diutamakan adalah memperbaiki akhlaknya dengan cara mengajarkan adab-adab baik yang harus dia miliki. Jangan menyekolahkan anak itu di sekolah yang hanya mengedepankan kecerdasan akademik tapi tempatkanlah anak itu di sekolah yang mendahulukan akhlak sebelum ilmu. Jangan memaksakan kehendak kita untuk membuat dia bersaing dengan anak-anak yang sudah memiliki kemampuan akademik yang tinggi, tapi buatlah dia mengeksplorasi minat dan bakatnya sendiri. Orang tua cukup memberi tahu mana hal yang baik dan buruk serta mengarahkan anak itu agar tetap dalam bingkai kebaikan.


Hati anak-anak seperti selembar kertas putih yang bisa berubah warna seketika saat berinteraksi dengan lingkungannya. Adab yang baik akan membuat hatinya tetap putih dan bersih. Saat anak mulai berinteraksi dengan warna-warna lain, maka adab itulah yang akan membentengi dirinya agar perlahan-lahan warnanya menjadi kelabu lalu kembali memutih.


Semoga kita bisa menjadi teladan yang baik untuk anak-anak kita kini dan nanti. Semoga Allah menjaga dan melindungi kita semua dari adab yang buruk. Aamiiin

Komentar