My Parents




Orang Tuaku


Jarang sekali aku melihat kedua orang tuaku akur. Ada saja masalah yang mereka ributkan setiap hari mulai dari masalah kecil sampai ke masalah besar. Awalnya kupikir mereka seperti itu karena perbedaan usia yang terlampau jauh, ibuku 11 tahun lebih muda daripada ayahku. Tapi akhirnya aku menyadari perseteruan itu diakibatkan oleh perbedaan karakter yang ada pada diri mereka. Aku tumbuh dewasa dengan melihat ketidak-akuran mereka. Aku tumbuh dewasa dengan terbiasa meluapkan amarah seperti ayahku. Aku tumbuh dewasa dengan terbiasa mengungkit masa lalu seperti ibuku.


Baru-baru ini mereka bertengkar kembali. Masalahnya sangat sepele, menurutku. Dan sepertinya akulah sumber masalah itu. Ada anak-anak yang membeli bakso goreng di warung kakak iparku. Karena kakak iparku sedang tidur akhirnya akulah yang menggoreng bakso dan menerima pesanan mereka. Saat itu ibuku sedang memasak di belakang rumah. Karena aku jarang sekali menjual dan membantu kakak iparku berjualan bakso goreng alhasil aku banyak bertanya ke ibuku. "Mak, mana minyaknya? Mak, mana penyaringnya? Mak, baksonya mana? Mak, saosnya mana?" Ibuku yang sedang sibuk memasak merasa risih dengan pertanyaanku dan beliau pun marah. Ayahku yang mendengar ibuku marah pun ikut marah, beliau pun berkata "Kalau nggak mau jualan yasudah sana tutup saja warungnya!".


Astaghfirullahaladzim. Seketika ibuku pun langsung marah. Aku lupa beliau berkata apa tapi aku paham bahwa beliau sangat marah. Bagaimana tidak, warung itu dibuat atas jerih payah ibuku sendiri. Warung itulah yang membuat keluarga kami bisa makan dan membeli barang kebutuhan sehari-sehari. Tapi ayahku tidak menunjukkan dukungan apa pun, beliau hanya bisa marah-marah. Aku benci sekali melihat dan mendengar mereka terus bertengkar.


Mereka tidak hanya bertengkar di depan anak-anaknya sendiri tapi juga di depan orang lain. Aku merasa malu saat mereka bertengkar di depan orang lain. Rasanya pertengkaran keluarga kami selalu menjadi bahan gunjingan para tetangga. Ya Allah, aku harap Engkau melembutkan hati kedua orang tuaku. Buatlah mereka saling mencintai dan menyayangi. Jangan buat mereka melampiaskan amarah satu sama lain. Aamiiin.


Aku takut menyalahkan orang tuaku. Alangkah durhakanya aku jika aku berani menyalahkan orang tuaku. Aku yakin mereka sudah berusaha melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya. Seharusnya aku lebih banyak bersyukur agar rasa cintaku bisa tumbuh lebih dalam. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang penyabar dan orang yang paling mencintai kedua orang tuaku. Aamiiin.

Komentar