Akhwat Kok Suka Koreaan?


Akhwat kok suka koreaan?

Yup. Judulnya aja udah bikin hati gundah. Haha :D Kalian tahu nggak sih akwat itu apa? Akhwat adalah panggilan untuk wanita dalam bahasa arab. Tetapi, pada zaman saya kuliah, istilah akwat lebih banyak dipakai untuk muslimah yang berjilbab lebar, aktif berorganisasi, rajin ibadah, bla bla bla. Intinya, istilah akhwat yang saya dan teman-teman saya ketahui pada saat itu memiliki makna "cewek alim".

Nah, kalau sudah bicara mengenai kadar kealiman manusia biasanya dikaitkan dengan seseorang yang rajin ke masjid, rajin mengaji, rajin puasa, dan kerajinan lainnya yang ditujukan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Suatu hari, saya memutuskan untuk berhijrah. Alhamdulillah. Karena saya mulai memakai jilbab yang agak lebar, teman-teman saya pun menyebut saya "akhwat". Awalnya, tidak ada yang salah dengan hal itu. Tapi lama kelamaan orang-orang pun mulai mempertanyakan ke-akhwatan saya. :D

Kenapa? Karena saya suka koreaan. Kok bisa? Ya gimana ya nonton koreaan udah dari SD. Gimana mau ngelepasnya coba? Itu sudah jadi kebiasaan dan sudah jadi identitas saya di kampus bahkan sebelum saya berhijrah.

Saat itu saya tidak tahu bahwa suka koreaan itu adalah hal yang dilarang untuk kaum akhwat. Ya saya pikir itu hal yang lumrah loh bagi seorang wanita untuk melakukan hal-hal yang disukainya. Sama seperti wanita lain yang suka belanja, suka masak, suka nyanyi, ada pula yang suka gambar. Saya pikir suka koreaan juga sama seperti itu.

Kenyataannya tidak. Orang lain selalu heran kenapa ada akhwat yang suka koreaan. Dan saya pun heran, kenapa sih kok nggak boleh? Tapi pasti ada penyebab kenapa hal itu dilarang.

Saya suka koreaan. Berawal dari suka nonton drama di tv sampai pada akhirnya rutin download drama di laptop. Berawal dari suka nonton variety show karena ada guest star yang saya sukai sampai pada akhirnya rutin menonton semua episode yang tayang walaupun tidak ada guest starnya sama sekali.

Karena kebanyakan nonton drama, saya pun mulai menyukai soundtracknya. Karena kebanyakan dengerin soundtracknya saya pun jadi suka sama penyanyinya.

Itu semua baru permulaan. Saya suka sama penyanyi Korea. Dan ternyata dia anggota boyband ternama di Korea Selatan. Bahkan boyband itu udah merambah dunia internasional. Sebut saja mereka suju. :D

Karena suka sama suju, akhirnya saya jadi suka mendengar lagu-lagu yang bergenre K-pop. Banyak sekali referensi lagu dari boyband, girlband, bahkan band indie Korea Selatan yang sering saya dengar.

Itu semua baru stadium kedua. Parahnya, karena saya suka semua hal-hal itu, saya pun pernah jadi fans lumayan berat pada banyak boyband. Iya. Banyak. Tidak cuma satu tapi banyak. Apa yang pernah saya lakukan sebagai fans?

Stadium ketiga. Saya mendownload DVD konser mereka. Saya menonton semua video tentang mereka, bahkan iklan yang mereka bintangi pun saya tonton. Saya pernah membeli digital streaming pass. Beli beberapa album. Dan, hampir saja saya membeli lightstick serta tiket konser. Astaghfirullahaladzim.

Stadium keempat, akan saya berikan gelar tersebut kepada orang yang benar-benar mengoleksi semua merchandise idolanya dan pergi ke konser mereka sampai ke luar negeri. Alhamdulillah saya tidak jadi begitu walaupun sangat ingin. Allah Maha Melindungi :') Banyak hal yang menggagalkan saya menuju stadium keempat. Apa yang membuat saya tersadar?

Saat saya menjadi guru. Tidak tanggung-tanggung, saya menjadi guru di sekolah berbasis islam. Kalian bisa bayangkan sendiri, masa ada guru di sekolah islam suka koreaan? Apa kata anak murid nanti? Apa kata orang tua mereka? Apa kata kepala sekolah? Apa kata Allah? Tapi, memangnya apa yang salah sih dengan suka koreaan? Lagi-lagi saya mempertanyakan itu.

Ketika saya menyadari dan memahami islam. Islam mengajarkan kita untuk beribadah kepada Allah agar kita mendapatkan kebahagiaan yang abadi di hari akhir nanti. Kebahagiaan yang abadi. Itu kata kuncinya.

Sebelumnya saya bahagia. Sangat. Saya orang yang introvert dan beberapa teman menyebut saya ansos. Hiburan saya cuma satu yaitu koreaan. Kalau teman saya ada yang menyebut ansos, itu tidak terjadi pada saya saat saya berada di dunia maya. Karena pada saat itu, saya menjadi orang yang bebeda 180 derajat.

Saya bergabung dengan komunitas fans dari idola yang saya sukai. Di sana saya bahkan sempat menjadi admin. Astaghfirullahaladzim. Sebagai member biasa saja saya sudah aktif apalagi pada saat jadi admin.

Saya sangat aktif di twitter. Di sana saya sering sekali menyuarakan pengetahuan dan informasi yang saya ketahui terkait koreaan. Sungguh nggak penting. Astaghfirullahaladzim.

Tapi saya bahagia. Saya sempat berpikir saya tidak butuh siapa-siapa. Saya sudah bisa sangat bahagia hanya dengan diam di kamar. Nonton laptop. Surfing di hp. Cekikikan sendirian. Fangirlingan bahkan sampai punya teman dari Afrika. Semua karena koreaan.

Semua itu adalah bentuk dari kebahagiaan, tapi fana, tidak kekal. Sesungguhnya, jauh di dalam lubuk hati saya yang paling kecil sangat, saya tidak merasa bahagia. Selalu saja ada perasaan yang mengusik hati saat saya menyukai koreaan. Selalu ada hal yang ingin membuat saya berhenti dan meninggalkan koreaan. Allah :')

Allahuakbar. Maafkan saya ya Allah karena mata saya sering melihat hal-hal yang tidak seharusnya saya lihat. Oppa-oppa dan adek-adek Korea. Maafkan saya ya Allah karena saya sering mendengar hal-hal yang tidak seharusnya saya dengar. Kpop, yang sudah diharamkan oleh banyak ulama dalam negeri maupun luar negeri. Astaghfirullahaladzim.

Saya tidak ingin bahagia di dunia tapi tidak di akhirat. Saya tidak ingin hanya punya teman di dunia maya tapi tidak di dunia nyata. Saya tidak ingin berbagi informasi tentang hal yang sia-sia. Saya tidak ingin punya dosa jariah.

Saat saya berkumpul dengan akhwat lain, saya bisa merasakan kedamaian hanya dengan melihat mereka. Mereka menyibukkan diri dengan mengaji, menghafal Quran, dan aktif di kegiatan sosial. Mereka benar-benar cerminan dari seorang muslimah. Hamba Allah.

Saya harus bisa menjadi contoh yang baik untuk orang lain terutama keluarga saya. Bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, tapi untuk mendapatkan cintanya Allah.

Sekarang, perlahan saya sudah meninggalkan koreaan, satu demi satu. Mulai dari mendelete file di laptop yang pada awalnya sangat berat untuk dilakukan. Mendelete spotify yang biasanya hanya untuk mendengarkan kpop. Memberi tahu semua teman saya bahwa saya akan berhijrah secara utuh sehingga mereka tidak akan membahas koreaan lagi dengan saya.

Saya ingin hijrah seutuhnya. Pada saat saya sedih saya mendengarkan lagu-lagu korea yang sendu. Bukannya bisa hilang sedihnya tapi malah tambah sedih. Seharusnya saya berserah diri kepada Allah, menceritakan semua permasalahan saya kepada Allah, dan meminta pertolongan hanya pada Allah.

Semoga Allah mau memaafkan saya. Semoga saya bisa lebih baik lagi dan juga bisa terus istiqomah. Semoga saya bisa bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin.

Komentar